Efek Sunat Terlalu Dini: Apakah Aman? Ini Risiko dan Manfaatnya! – Sunat adalah prosedur medis yang umum dilakukan pada bayi, anak-anak, hingga orang dewasa. Namun, salah satu pertanyaan yang sering muncul di kalangan orang tua adalah, “Apakah sunat terlalu dini dapat memberikan efek negatif pada anak?”
Beberapa orang memilih sunat dini pada bayi karena alasan praktis dan tradisional, tetapi apakah keputusan ini benar-benar aman? Mari bahas lebih lanjut pada artikel ini.
Baca juga: Mengenal Sunat Metode Cincin dan Manfaatnya bagi Kesehatan
Apa Itu Sunat Dini dan Mengapa Dilakukan?
Sunat dini adalah prosedur sunat yang dilakukan pada bayi yang baru lahir hingga usia di bawah 1 tahun. Praktik ini umum dilakukan di beberapa negara dan komunitas karena alasan keagamaan, kebersihan, atau tradisi keluarga.
Beberapa alasan utama orang tua memilih sunat dini meliputi:
- Praktis: Bayi tidak mengingat rasa sakit, sehingga dianggap lebih mudah dibandingkan saat anak lebih besar.
- Penyembuhan lebih cepat: Beberapa penelitian menyebutkan bahwa bayi memiliki tingkat regenerasi kulit yang lebih cepat.
- Lebih higienis: Kulup bayi lebih mudah dibersihkan setelah sunat.
- Kebutuhan medis: Dalam beberapa kasus, dokter merekomendasikan sunat bayi jika ada indikasi medis tertentu.
Namun, meskipun sunat dini memiliki beberapa keuntungan, penting untuk memahami risiko dan efek samping yang mungkin terjadi.
Efek Sunat Terlalu Dini pada Kesehatan Anak
Berdasarkan informasi dari Alodokter, risiko komplikasi sunat tergolong rendah dan hanya terjadi pada 1–2% dari keseluruhan bayi yang disunat.
Namun, komplikasi tetap bisa terjadi, terutama jika sunat dilakukan terlalu dini saat bayi masih memiliki sistem imun yang belum berkembang sempurna. Beberapa risiko sunat dini yang perlu diperhatikan meliputi infeksi, perdarahan, dan masalah penyembuhan luka.
1. Risiko Infeksi Lebih Tinggi
Bayi yang disunat terlalu dini lebih rentan terhadap infeksi pasca sunat, terutama jika perawatan luka tidak dilakukan dengan benar. Infeksi bisa menyebabkan gejala seperti:
- Kemerahan dan bengkak berlebihan pada area sunat.
- Nanah atau cairan berbau tidak sedap keluar dari luka sunat.
- Demam atau bayi menjadi rewel akibat ketidaknyamanan yang berlebihan.
Selain itu, karena bayi masih menggunakan popok, ada risiko kontaminasi dengan bakteri dari urine atau feses, yang dapat memperparah infeksi.
Oleh karena itu, orang tua perlu lebih teliti dalam menjaga kebersihan luka dan mengganti popok secara rutin untuk menghindari komplikasi.
2. Risiko Adhesi Kulup (Kulup Menempel Kembali)
Adhesi kulup terjadi ketika kulup yang tersisa kembali menempel ke kepala penis setelah penyembuhan. Ini sering terjadi pada bayi yang disunat terlalu dini karena jaringan kulit mereka masih dalam tahap perkembangan. Adhesi kulup dapat menyebabkan beberapa komplikasi, seperti:
- Kulup yang gagal sembuh dengan baik, sehingga membutuhkan tindakan medis tambahan.
- Nyeri saat buang air kecil jika adhesi menyebabkan penyempitan saluran kemih.
- Risiko infeksi berulang, terutama jika adhesi menyebabkan penumpukan kotoran di sekitar kepala penis.
Pada anak yang disunat pada usia lebih besar (5–7 tahun), risiko adhesi kulup lebih rendah karena jaringan kulitnya sudah lebih stabil dan anak lebih mampu menjaga kebersihan area genital.
3. Kulit Penis yang Terlalu Sensitif
Kulit penis yang terlalu sensitif merupakan efek jangka panjang yang dapat terjadi pada bayi yang disunat terlalu dini. Hal ini disebabkan oleh kurangnya perlindungan alami dari kulup sejak usia sangat muda, yang membuat kepala penis lebih rentan terhadap:
- Iritasi akibat gesekan dengan pakaian atau popok.
- Rasa tidak nyaman atau nyeri saat buang air kecil.
- Sensitivitas berlebihan terhadap suhu panas atau dingin.
Dalam beberapa kasus, bayi yang disunat terlalu dini juga bisa mengalami meatitis, yaitu peradangan pada ujung penis akibat hilangnya perlindungan alami dari kulup.
4. Kemungkinan Perdarahan Lebih Tinggi
Bayi yang disunat terlalu dini juga berisiko mengalami perdarahan pasca-sunat, terutama jika mereka memiliki gangguan pembekuan darah yang belum terdeteksi.
Meskipun bayi memiliki pembuluh darah yang lebih kecil, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko perdarahan, seperti:
- Kulit penis bayi yang masih tipis dan rentan luka.
- Proses pembekuan darah yang belum sepenuhnya berkembang pada beberapa bayi.
- Penggunaan metode sunat yang kurang sesuai dengan kondisi bayi.
Menurut Alodokter, cedera pada penis juga bisa menjadi risiko sunat bayi jika prosedur dilakukan secara tidak hati-hati.
Oleh karena itu, pemilihan dokter atau klinik sunat yang berpengalaman sangat penting untuk meminimalkan komplikasi ini.
5. Masalah pada Saluran Kemih dan Ereksi di Masa Depan
Menurut Alodokter, sunat yang dilakukan terlalu dini juga dapat menyebabkan gangguan pada saluran kemih, seperti penyempitan pada saluran kencing di penis. Kondisi ini bisa membuat bayi kesulitan saat buang air kecil dan berisiko mengalami infeksi saluran kemih.
Selain itu, jika terlalu banyak kulit yang dipotong selama sunat, anak mungkin akan mengalami nyeri saat ereksi ketika sudah dewasa, yang bisa berdampak pada kesehatan seksual mereka di kemudian hari.
Oleh karena itu, prosedur sunat harus dilakukan dengan presisi tinggi, terutama pada bayi yang masih dalam masa pertumbuhan.
Baca juga: Hasil Sunat Cincin yang Ideal: Faktor-Faktor yang Menentukannya
Manfaat Khitan Terlalu Dini
Meskipun ada beberapa risiko yang perlu diperhatikan, sunat yang dilakukan terlalu dini juga memiliki sejumlah manfaat, terutama dari segi kesehatan dan kebersihan. Berikut adalah beberapa keuntungan sunat dini yang bisa menjadi pertimbangan bagi orang tua:
1. Penyembuhan Lebih Cepat
Salah satu manfaat utama sunat yang dilakukan pada bayi adalah proses penyembuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak yang lebih besar atau orang dewasa.
2. Bayi Tidak Mengalami Trauma Psikologis Secara Sadar
Sunat pada bayi dilakukan sebelum mereka memiliki kesadaran penuh akan pengalaman medis. Ini berarti mereka tidak akan merasa takut atau cemas sebelum prosedur, berbeda dengan anak-anak yang lebih besar yang mungkin mengalami stres dan ketakutan sebelum sunat.
Baca juga: Apakah Sunat Itu Sakit? Ini Fakta, Proses, dan Cara Mengatasinya
3. Lebih Mudah Menjaga Kebersihan Genital
Pada bayi dan anak laki-laki yang belum disunat, kulup harus dibersihkan secara rutin untuk mencegah penumpukan kotoran dan bakteri. Namun, tidak semua orang tua memahami cara membersihkan kulup dengan benar, yang bisa meningkatkan risiko infeksi.
Dampak Psikologis Sunat Terlalu Cepat
Meskipun bayi yang disunat terlalu dini mungkin tidak menyadari atau mengingat prosedurnya, trauma tubuh tetap bisa terjadi, dan dalam beberapa kasus, dapat memengaruhi cara anak beradaptasi dengan pengalaman medis di masa mendatang.
Berikut ini adalah beberapa dampak psikologis yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk melakukan sunat terlalu dini:
1. Kurangnya Pemahaman Diri
Anak yang disunat sejak bayi tidak memiliki kesempatan untuk memahami atau merasakan pengalaman sunat secara sadar. Berbeda dengan anak usia 5–7 tahun, yang sudah cukup besar untuk mengerti alasan dan proses sunat, bayi hanya akan menjalani prosedur tanpa mengetahui alasannya.
2. Potensi Ketidaknyamanan dengan Identitas Maskulinitas
Dalam beberapa budaya atau komunitas, sunat merupakan bagian dari proses transisi menuju kedewasaan. Anak laki-laki yang menjalani sunat pada usia yang lebih besar sering kali mendapatkan dukungan sosial dan perayaan yang menandai momen penting dalam hidup mereka.
Namun, bagi anak yang disunat terlalu dini, pengalaman ini tidak menjadi bagian dari perjalanan mereka secara sadar, sehingga mereka mungkin merasa kehilangan pengalaman sosial dan simbolis yang sering dikaitkan dengan sunat dalam budaya tertentu.
3. Dampak pada Hubungan dengan Orang Tua
Bagi sebagian anak, mengetahui bahwa mereka telah disunat sejak bayi dapat menimbulkan pertanyaan terhadap keputusan orang tua mereka. Beberapa anak mungkin merasa bahwa keputusan tersebut dibuat tanpa mempertimbangkan keinginan mereka sendiri.
Kesimpulan
Sunat terlalu dini memiliki keuntungan dan risiko yang harus dipertimbangkan orang tua sebelum mengambil keputusan. Meskipun sunat bayi bisa lebih praktis dalam beberapa aspek, ada beberapa efek kesehatan dan psikologis yang perlu diperhatikan.
Untuk mendapatkan hasil sunat yang optimal, disarankan untuk memilih waktu yang tepat, memahami prosesnya, serta melakukan konsultasi dengan dokter sebelum memutuskan metode sunat yang terbaik bagi anak.
Jika Anda masih ragu kapan waktu terbaik untuk sunat anak Anda, konsultasikan dengan Rumah Khitan Mojokerto. Kami menyediakan layanan sunat modern dengan metode aman dan minim risiko!
Hubungi kami sekarang untuk informasi lebih lanjut dan jadwalkan sunat anak Anda dengan dokter profesional!