Mengenal Tradisi Khitan di Indonesia

Mengenal Tradisi Khitan di Indonesia – Sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, khitan memiliki tempat khusus dalam kehidupan masyarakat Muslim di Indonesia. Keberagaman budaya Indonesia memberikan warna yang unik dalam prosesi khitan di setiap daerah.

Baca juga: Sunat Dirumah: Solusi Praktis dan Nyaman untuk Anak Anda

Khitan juga dianggap sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada Tuhan dan kepatuhan terhadap ajaran agama dan budaya setempat. Oleh karena itu, khitan sering kali disertai dengan upacara dan perayaan yang melibatkan keluarga dan masyarakat sekitar.

Melalui artikel ini, kita akan mendalami sejarah khitan di Indonesia, dan prosesi khitan di berbagai daerah di Indonesia. Dengan memahami tradisi khitan secara lebih mendalam, kita dapat melihat bagaimana praktik ini bukan hanya sebuah ritual, tetapi juga cerminan dari nilai-nilai budaya dan spiritual yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia.

Sejarah Khitan di Indonesia

Sejarah khitan di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari masuknya agama Islam ke Nusantara. Khitan menjadi salah satu syariat Islam yang kemudian diterima dan dilaksanakan oleh sebagian besar masyarakat Muslim di Indonesia.

Prosesi dan Ritual Khitan di Berbagai Daerah

Prosesi khitan tradisional di Indonesia sangat beragam, tergantung dari daerah dan adat istiadat setempat. Berikut tradisi tentang khitan di beberapa daerah di Indonesia:

1. Tradisi Khitan di Jawa

Dalam budaya Jawa, khitan sering kali dirayakan dengan upacara yang meriah. Anak yang akan dikhitan diperlakukan seperti seorang pangeran, mengenakan pakaian adat, dan diarak keliling kampung. Dalam upacara ini, tidak jarang ada pertunjukan wayang kulit atau kesenian tradisional lainnya.

2. Tradisi Khitan di Aceh Selatan

Tradisi Khitan di Indonesia

Di Aceh Selatan, tradisi sunat dikenal dengan prosesi sunat rasul, yang menggabungkan upacara adat dan keagamaan. Tradisi ini melibatkan serangkaian ritual unik seperti duduak niniak mamak, yaitu pertemuan keluarga untuk menentukan waktu acara, dan pasang tampek, persiapan yang dipimpin ketua pemuda.

Ritual lainnya termasuk duduak rami, pertemuan masyarakat untuk membahas acara; ba inai, pewarnaan kuku anak; serta basuntiang, pemberkatan oleh tetua adat. Pada hari H, ibu-ibu tetangga membantu memasak dalam kenduri urang datang, diikuti upacara mandi pucuak, di mana anak dimandikan dan rambutnya digunting sebelum diserahkan ke mudin untuk disunat.

Setelah sunat, anak dijaga oleh pemuda selama tiga malam untuk pemulihan. Acara ditutup dengan minta izin, mengundang tetangga dan tokoh masyarakat untuk berterima kasih dan menyerahkan nasi tumpeng kepada mereka yang telah membantu.

Tradisi ini sering dicampur dengan ajaran Islam, di mana kenduri doa bersama diadakan sebagai bentuk harapan dan perlindungan bagi anak. Prosesi sunat rasul di Aceh Selatan bukan hanya ritual kesehatan, tetapi juga simbol penyambutan kedewasaan dan penolak bala, memperkuat ikatan komunitas dan nilai-nilai keagamaan.

3. Tradisi Sunat Masyarakat Betawi

Tradisi Khitan di Indonesia

Masyarakat Betawi menggabungkan tradisi sunat dengan unsur-unsur Islam dalam upacara yang mereka sebut sebagai proses pembeda. Sunat bagi anak laki-laki dianggap sebagai tanda bahwa ia telah memasuki masa akil balig. Biasanya dilakukan saat usia sekitar tujuh tahun, seringkali setelah menyelesaikan bacaan Qur’an.

Dahulu, proses persiapan sunat melibatkan rembukan atau musyawarah antara orang tua, sesepuh kampung, dan kadang-kadang melibatkan pendapat anak yang akan disunat. Mereka membahas kesiapan anak, memilih dukun yang akan melaksanakan sunat, serta menentukan tanggal pelaksanaan.

Sebelum hari H, anak yang akan disunat dipersiapkan layaknya pengantin dengan mengenakan pakaian kebesaran dan diarak keliling kampung menggunakan kuda dengan musik tradisional seperti orkes tanjidor.

Pada hari pelaksanaan, anak disunat di rumahnya dengan menggunakan metode tradisional. Setelah sunat, keluarga mengadakan hajatan dan mengundang tetangga untuk memberi selamat kepada anak.

Tradisi sunat Betawi tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga simbol budaya yang memperkuat ikatan sosial dan religius masyarakat Betawi masa kini.

4. Tradisi Khitan di Sunda Jawa Barat

Tradisi Khitan di Indonesia

Tradisi khitan di masyarakat Sunda dikenal dengan keunikan dan kekayaan budayanya. Salah satu tradisi yang paling ikonik adalah arak-arakan sisingaan, di mana anak yang akan disunat didudukkan di atas singa besar atau diarak menggunakan kuda renggong yang sudah terlatih. Prosesi ini disertai dengan musik tradisional Sunda.

Setelah prosesi arak-arakan, anak dimandikan dengan air dingin sebagai persiapan sunat. Metode sunat dapat dilakukan secara tradisional oleh bengkong (mantri sunat), atau keluarga dapat memilih membawa anak ke dokter.

Acara khitan di Jawa Barat biasanya diakhiri dengan pesta dan pertunjukan kesenian rakyat, yang bertujuan untuk mengalihkan perhatian anak dari rasa sakit dan mempererat ikatan sosial dalam masyarakat.

5. Tradisi Khitan di Tradisi di Tengger

Tradisi Khitan di Indonesia

Masyarakat Tengger, yang tinggal di sekitar Gunung Bromo, memiliki tradisi khitan yang unik dan sarat makna. Prosesi dimulai dengan nyekar, di mana anak dibawa untuk memohon izin kepada leluhur dan danyang sehari sebelum dilakukan khitan. Pagi harinya, anak dimandikan, kramas, dan dipersiapkan dengan pakaian khusus serta tempat duduk berlapis kain mori dan benang Lawe. Dalam upacara khusus sebelum proses sunat dimulai, dukun desa mendoakan keselamatan bagi anak dan keluarganya.

Selama proses khitan, terdapat kepercayaan bahwa rasa sakit anak dapat ditransfer ke jengger ayam jantan yang dipotong pada saat yang bersamaan. Sunatan dilakukan dengan bilah bambu tajam yang dilapisi silet, sesuai dengan tradisi yang berlangsung turun-temurun.

Setelah selesai, dilakukan selamatan dua kali: pertama sebelum khitanan untuk memohon keselamatan, dan kedua setelah khitanan dengan menyediakan piringan berisi makanan dan pemberian fitrah kepada tamu undangan. Tradisi khitan di Tengger bukan hanya ritual medis, tetapi juga pesta kebudayaan yang memperkuat ikatan sosial dan spiritual masyarakat setempat.

Jenis-jenis Khitan yang Dikenal di Indonesia

Di Indonesia, ada beberapa jenis khitan yang dikenal, masing-masing dengan cara dan alat yang berbeda. Yang paling umum adalah khitan dengan metode tradisional menggunakan pisau atau alat potong lainnya. Metode ini masih banyak digunakan di daerah pedesaan.

Selain itu, ada juga metode khitan modern yang menggunakan teknologi laser. Metode ini dianggap lebih cepat dan kurang menyakitkan dibandingkan dengan metode tradisional. Namun, biaya yang lebih tinggi membuat metode ini lebih banyak digunakan di perkotaan.

Metode lain yang dikenal adalah khitan dengan klem atau cincin. Alat ini digunakan untuk menjepit kulit yang akan dipotong sehingga prosesnya lebih aman dan minim perdarahan. Metode ini juga semakin populer karena kemudahan dan keamanannya.

Perubahan dan Modernisasi Tradisi Khitan

Dengan perkembangan zaman, tradisi khitan juga mengalami perubahan dan modernisasi. Di kota-kota besar, prosesi khitan dilakukan di klinik-klinik modern dengan alat medis canggih dan tenaga profesional. Hal ini dilakukan untuk memastikan keamanan dan kenyamanan anak yang dikhitan.

Namun, di daerah pedesaan, prosesi khitan tradisional masih tetap bertahan. Masyarakat pedesaan cenderung mempertahankan tradisi ini sebagai bagian dari warisan budaya yang harus dijaga. Meski demikian, edukasi tentang pentingnya aspek kesehatan dan keamanan dalam prosesi khitan terus digalakkan oleh berbagai pihak.

Khitan bukan hanya sebuah prosedur medis, tetapi juga tradisi yang sarat makna dalam budaya Indonesia. Dari sejarahnya yang panjang hingga berbagai prosesi dan ritual yang menyertainya, khitan mencerminkan kekayaan budaya dan nilai-nilai yang dipegang teguh oleh masyarakat.

Meskipun mengalami perubahan seiring perkembangan zaman, esensi dan makna dari tradisi khitan tetap terjaga. Melalui artikel ini, diharapkan pembaca dapat memahami lebih dalam tentang tradisi khitan di Indonesia dan menghargai keragaman budaya yang ada.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *